Anak-anak kelas dua punya kebiasaan baru.
Tepat jam satu tengah hari bolong merekaselalu tampak asyik menunggu bis jurusan BlokM. Lupus, Aji, Boim, dan Gito. Rada aneh juga,rumah mereka jadi mendadak pada pindah ke BlokM semua. Selidik punya selidik ternyata merekaitu lagi ngejar cewek. Nggak tau anak sekolahmana. Yang pasti setiap jam satu, wajah manisnyaselalu nampak di jendela bis jurusan Blok M. dekatpintu depan. Matanya yang bulat bersinar, rambutnyayang panjang terurai dengan tubuh yangmungil. sempat membuat cowok-cowok keceSMA Merah Putih itu terkagum-kagum.
Mereka melihatnya tiga hari yang lalu. ketikamereka punya rencana mau makan-makan di BlokM, dalam rangka memperingati hari yang palingbersejarah dalam kehidupan Boim, karena dia berhasilmemenangkan hadiah porkas setelah sebelaskali ikut. Dan saat itu mereka berempat secara serempakmelongo di pintu bis mengagumi makhlukcantik yang duduk dengan manisnya di dekatjendela. kondektur bis yang bawaannya nggakmau sabar, sempat gahar juga. "He, lu pada niatnggak sih naik bis gue? Kok terbengong-bengongbegitu?"
Lupus cs yang kaget dibentak begitu, menjawabsecara serempak. "Kita lagi berdoa dulu kok biarselamet di jalan."
Dan sejak itu, setiap malam, mereka punyamimpi yang sama. Tentang gadis di dalam bis.
Makanya hari-hari berikutnya, mereka jadisering kedapatan menunggu bis jurusan Blok M.Setiap ada teman yang nanya, mereka serempakmenjawab mau shopping ke Blok M.
"Kok tiap hari shopping-nya?"
“Maklumlah namanya juga orang kaya."
Dan sang penanya pun langsung berlaludengan wajah dongkol.
Bis yang ditunggu datang. dan mereka berempatserempak bangkit dengan semangat. Takpeduli bis tersebut sudah penuh sesak, merekatetap bela-belain mengejarnya.
“Stop, Bang! Stop!" teriak mereka sambilberlompatan ke dalam bis yang enggan berhenti.Sang kondektur melirik jengkel pada mereka.Bukan apa-apa, makhluk-makhluk ini kalau naikbis pada ribut sekali. Padahal bayarnya cuma gocap.Dia apal betul. Terutama dengan Lupus yangselalu mengulum permen karet. Atau Boim, playboySMA Merah Putih yang wajahnya gabunganJaja Miharja dan Benyamin (wah, mentok bangetdeh!).
Dan seperti ramalan sang kondektur, kalapenumpang sudah banyak yang turun, makhluk makhluk SMA Merah Putih itu mulai menggoda godacewek tadi dengan ributnya.
"Hai. Cewek, kenalan dong. Nama sayaBoim. Cowok paling kesohor di SMA MerahPutih. Pernah jadi cowok sampul majalah...Bobo. Saya punya motor bebek merah, yangsekarang— karena satu dan lain hal—lagi ngadatnggak bisa dipakai. Mungkin tali kipasnya putus(bego juga si Boim ini, motor mana ada talikipasnya?). Tapi jangan kuatir. motor saya yanglainnya banyak kok. Tinggal pilih aja mau pakeyang mana. Setiap hari ganti-ganti. Di sampingitu, saya ini bintang film lho. Saya sering nongoldi tipi dalam acara..."
"Flora dan Fauna!" ccletuk Gito dari belakang.
"Bukan! Aneh tapi Nyata!" Lupus ikutanngomong, membela Boim.
Boim melotot sewot ke arah Lupus dan Gitoyang cekikikan.
"Jangan dengarkan mereka, Cewek manis.Maklum aja, orang top memang banyak yangnyirikin. Tapi saya udah biasa. Nah, mau kankenalan sama saya?"
Cewek itu tak bereaksi. Cuma senyum dikit.
"Jangan mau sama Boim, Cewek manis. Doijarang jajan. Mending sama saya aja. Nama sayaGito. Orangnya rada malu-malu kayak kucing,tapi lebih ngetop daripada Boim. Saya juga seringnongol di film ACI, sebagai peran utama. "
"Bo'ong! Jangan percaya!" Lupus berteriakdari belakang. "Dia itu sebetulnya yang jadi PakOgah di cerita Si Unyil!"
Gito ngamuk-ngamuk.
"Enggak, saya bener. Masak kamu nggakngenalin wajah saya yang begini familier, sih?Look at me!"
"Iya, dia memang main di ACI. Tapi cumajadi stuntman. Jadi kalau kebetulan pas ada adeganorang digebukin, nah dialah yang dipakai.Mendingan sama saya aja. Nama saya Lupus.Punya radio dua band. Saya ini orangnya sederhana,apa adanya, nggak kayak Boim yang..."_
"Dodol! Kok saya terus yang dijadikan kambinghitam?!" protes Boim.
"Emang lu kambing!" balas Lupus cuwek.”Sori, rada ada gangguan teknis. Sampai di manatadi? Oya, saya ini orangnya sederhana. Padahalsebetulnya saya ini orang kaya lho. Gimana nggakkaya, saya kalo abis mengulum permen karet,langsung dibuang. nggak pernah ditelen, jadisekali pakai, langsung buang. Nggak kayakBoim, suka dipungut dan dikunyah lagi."
Sekarang giliran Boim yang ngamukngamuk. Langsung mengacak—acak rambutLupus. Lupus berteriak-teriak ribut sekali. Duh,itu kelakuan kayak anak play grup aja! (Ya,soalnya Lupus takut kalo rambutnya nggak kayakJohn Taylor lagi!)
“Alaaah, kalian semua pada kayak anak kecil.Mendingan pacaran sama saya aja, cewek manis.Saya ini orangnya dewasa, jantan dan... kamupasti akan merasakan kehangatan begitu jatuhdalam pelukanku...” kali ini Aji yang maju.
“Emangnya martabak, pake anget segala?”Lupus menyeletuk lagi dari belakang.
Aji cuwek. Terus merayu. Tapi sayang, bis telahmemasuki terminal Blok M. Jadi acara lombamerayu itu terpaksa ditunda dulu sampai besok.Sang kondektur menarik napas lega, sambil bacaAlhamdulillah seratus kali.
“Jangan kuatir, Mas, besok kita pasti naikbis ini lagi. Daag!” ujar Lupus sambil menepuknepuk bahu kondektur. Kondektur melotot galak,dan Lupus cepat-cepat melompat turun menyusulteman-temannya.
•••
Tapi dua hari kemudian, Lupus, Boim, danAji dikejutkan oleh berita yang dibawa Gito. Gitobilang bahwa cewek manis itu sekarang udah jadiceweknya, jadi dilarang ada yang menggodanyalagi. Dan sialnya ternyata berita itu benar. Ketikapulang sekolah, Gito sialan itu dengan santainyangobrol berduaan dengan cewek manis itu di bis.Lupus, Boim dan aji keki berat.
“Kamu curang Git! Kapan kamu berhasilngerayunya? Selama ini kan kita senasibdicuwekin terus sama dia? Iya nggak, iya nggak?Protes Aji.
“Kamu pake ilmu santet, ya?” Boim ikutansirik.
Gito cuma senyum-senyum aja. Duile, mendingmanis? Dan usut punya usut ternyata tanpasetahu teman-temannya, si Dodol itu nekatdatang ke rumah cewek tersebut. Nggak jelas, diadapet alamat dari mana. Yang pasti, rayuannyaberhasil dan makhluk manis berambut panjangitu jatuh ke tangannya. Dan kunci kesuksesannyaadalah karena ternyata cewek itu termasuk hobinonton film seri ACI, dan pernah ngeliat si Gitoyang ikut cengengesan nampang sebagai Fuad.Maka muluslah jalan baginya. Sial banget!
“Huh, baru main di ACI aja digila-gilain.Cewek itu nggak tau, ’kali kalau saya juga bisamain pilem begituan,” gerutu Boim.
“Iya-saya juga sering ngeliat kamu jadi modeliklan di bioskop, radio dan koran-koran. Iya, kan?Betul itu kamu?” Lupus bertanya.
“Eh, kamu tau juga? Iya, itu saya. Kapankamu ngeliatnya? Di iklan apa? Iklan sepatu? Iklanpakaian pria masa kini? Atau... jangan-janganyang kamu liat itu Roy Marten. Karena ya maklumlah, wajah saya kan mirip-mirip dia,meski tetap kecean saya. Iya, kan? Kamu ngeliatdi iklan apa?”
“Itu lho... iklan Kalpanax. Obat panu.”
•••
Dua hari berlalu hampa. Tak ada wajah-wajahceria ketika bis jurusan Blok M datang tepat jamsatu siang. Cuma Gito yang langsung bangkit danikut pergi bersama bis kenangan itu. Yang laintinggal atau terus pulang.
Tapi seminggu, kemudian, mereka kembalidihebohkan dengan makhluk cantik lainnya di bisjurusan Grogol. Pertamanya Lupus tak begitumenyadari akan kehadiran gadis itu, tapi begitubesoknya ketemu lagi, Lupus mulai ribut-ributmenceritakan ‘penemuannya’ itu kepada temantemannya.
“Wah, pokoknya nggak kalah cakep deh.Saya selalu ketemu dengannya kalau pulangsekolah setengah dua!” celoteh Lupus. Kontanaja anak-anak pada tertarik, dan kini, rumahmereka mendadak pindah ke Grogol semua.
Maka hari-hari selanjutnya tepat jamsetengah dua, Lupus, Boim, dan Aji selalu nampakasyik menunggu bis jurusan Grogol. Kejadianyang lalu terulang lagi. Ribut-ribut di bis,merayu sang cewek, tertawa dan tentu saja bikinjengkel sang kondektur bis.
Dan suatu ketika, saat mereka bertiga lagiasyik menunggu bis, Gito nampak berlari-lari kearah mereka.
“Lho, mau ngapain, Git? Kamu gak bolehikutan lagi dong. Kan udah dapet yang dulu?” tegurAji.
“Yaaa, saya ikutan dong!” rengek Gito.
“Wah, enggak bisa. Nanti kamu menang lagi.Terus kita-kita jadi nggak bisa hura-hura lagikalau pulang sekolah.”
“Enggak deh, saya janji. Saya emang senengbanget waktu ngedapetin cewek yang kemari itu.Berarti kan saya lebih kece dari kamu-kamu...”
“Wuuuuuuu!” anak-anak pada protes.
“Eit, nanti dulu. Tapi senengnya cumasebentar. Karena selanjutnya begitu-begitu aja.Monoton. Tiap hari nganterin dia pulang, mampirke rumahnya, ngobrol. Gitu-gitu terus. Nggak adaseninya. Saya jadi ngiri ketika kalian padanemuin cewek baru lagi. Jadi kepingin ikut ikutan ngegodain, ngerayu, ngejar-ngejar, sepertidulu. Nggak tau tuh, kenapa. Menurut kamukenapa, Im?
“Simpel. Mungkin cinta kamu ditolak!”jawab Boim kalem.
“Enak aja. Kamu liat sendiri saya denganmudah ngedapetin dia!” Gito ngotot.
“Ealah, malah pada ribut. Mungkin Gito bener.Ngejar-ngejar cewek mungkin lebih enak daripadakalo ngedapetin. Soalnya kita masih remaja.Masih ingin bebas. Jiwa hura-hura kita kan lebihbesar daripada jiwa romantisme kita. Dan kata orang,cewek itu ibarat bis. Lewat yang satu, bisamenunggu yang berikutnya. Jadi nggak usah terlaludikejar. Apalagi pake patah hati segala. Iyanggak? Dan anehnya, kita kadang suka sekalimengejar-ngejar sesuatu yang sebetulnya tidakkita inginkan benar. Tapi nggak apa-apa kok.Namanya juga anak muda,” kata Lupus sok berfilsafat sampai teman-temannya pada ngantuksemua.
“Eh, itu bisnya datang, Ayo siap-siap!”
Mereka berempat secara serempak bangkit.Lalu mengejar-ngejar bis dengan semangat ’45,sambil berteriak-teriak ribut sekali. Kejadianyang dulu pun terulang lagi.
Dan, mereka akan terus begitu. Sampai suatusaat nanti mereka begitu lelah untuk mengepakkansayap-sayap kecil milik mereka, danhinggap pada sekuntum bunga. Di mana akanmenemukan segalanya.
Dan, mereka pun enggan untuk terbang lagi...
Tepat jam satu tengah hari bolong merekaselalu tampak asyik menunggu bis jurusan BlokM. Lupus, Aji, Boim, dan Gito. Rada aneh juga,rumah mereka jadi mendadak pada pindah ke BlokM semua. Selidik punya selidik ternyata merekaitu lagi ngejar cewek. Nggak tau anak sekolahmana. Yang pasti setiap jam satu, wajah manisnyaselalu nampak di jendela bis jurusan Blok M. dekatpintu depan. Matanya yang bulat bersinar, rambutnyayang panjang terurai dengan tubuh yangmungil. sempat membuat cowok-cowok keceSMA Merah Putih itu terkagum-kagum.
Mereka melihatnya tiga hari yang lalu. ketikamereka punya rencana mau makan-makan di BlokM, dalam rangka memperingati hari yang palingbersejarah dalam kehidupan Boim, karena dia berhasilmemenangkan hadiah porkas setelah sebelaskali ikut. Dan saat itu mereka berempat secara serempakmelongo di pintu bis mengagumi makhlukcantik yang duduk dengan manisnya di dekatjendela. kondektur bis yang bawaannya nggakmau sabar, sempat gahar juga. "He, lu pada niatnggak sih naik bis gue? Kok terbengong-bengongbegitu?"
Lupus cs yang kaget dibentak begitu, menjawabsecara serempak. "Kita lagi berdoa dulu kok biarselamet di jalan."
Dan sejak itu, setiap malam, mereka punyamimpi yang sama. Tentang gadis di dalam bis.
Makanya hari-hari berikutnya, mereka jadisering kedapatan menunggu bis jurusan Blok M.Setiap ada teman yang nanya, mereka serempakmenjawab mau shopping ke Blok M.
"Kok tiap hari shopping-nya?"
“Maklumlah namanya juga orang kaya."
Dan sang penanya pun langsung berlaludengan wajah dongkol.
Bis yang ditunggu datang. dan mereka berempatserempak bangkit dengan semangat. Takpeduli bis tersebut sudah penuh sesak, merekatetap bela-belain mengejarnya.
“Stop, Bang! Stop!" teriak mereka sambilberlompatan ke dalam bis yang enggan berhenti.Sang kondektur melirik jengkel pada mereka.Bukan apa-apa, makhluk-makhluk ini kalau naikbis pada ribut sekali. Padahal bayarnya cuma gocap.Dia apal betul. Terutama dengan Lupus yangselalu mengulum permen karet. Atau Boim, playboySMA Merah Putih yang wajahnya gabunganJaja Miharja dan Benyamin (wah, mentok bangetdeh!).
Dan seperti ramalan sang kondektur, kalapenumpang sudah banyak yang turun, makhluk makhluk SMA Merah Putih itu mulai menggoda godacewek tadi dengan ributnya.
"Hai. Cewek, kenalan dong. Nama sayaBoim. Cowok paling kesohor di SMA MerahPutih. Pernah jadi cowok sampul majalah...Bobo. Saya punya motor bebek merah, yangsekarang— karena satu dan lain hal—lagi ngadatnggak bisa dipakai. Mungkin tali kipasnya putus(bego juga si Boim ini, motor mana ada talikipasnya?). Tapi jangan kuatir. motor saya yanglainnya banyak kok. Tinggal pilih aja mau pakeyang mana. Setiap hari ganti-ganti. Di sampingitu, saya ini bintang film lho. Saya sering nongoldi tipi dalam acara..."
"Flora dan Fauna!" ccletuk Gito dari belakang.
"Bukan! Aneh tapi Nyata!" Lupus ikutanngomong, membela Boim.
Boim melotot sewot ke arah Lupus dan Gitoyang cekikikan.
"Jangan dengarkan mereka, Cewek manis.Maklum aja, orang top memang banyak yangnyirikin. Tapi saya udah biasa. Nah, mau kankenalan sama saya?"
Cewek itu tak bereaksi. Cuma senyum dikit.
"Jangan mau sama Boim, Cewek manis. Doijarang jajan. Mending sama saya aja. Nama sayaGito. Orangnya rada malu-malu kayak kucing,tapi lebih ngetop daripada Boim. Saya juga seringnongol di film ACI, sebagai peran utama. "
"Bo'ong! Jangan percaya!" Lupus berteriakdari belakang. "Dia itu sebetulnya yang jadi PakOgah di cerita Si Unyil!"
Gito ngamuk-ngamuk.
"Enggak, saya bener. Masak kamu nggakngenalin wajah saya yang begini familier, sih?Look at me!"
"Iya, dia memang main di ACI. Tapi cumajadi stuntman. Jadi kalau kebetulan pas ada adeganorang digebukin, nah dialah yang dipakai.Mendingan sama saya aja. Nama saya Lupus.Punya radio dua band. Saya ini orangnya sederhana,apa adanya, nggak kayak Boim yang..."_
"Dodol! Kok saya terus yang dijadikan kambinghitam?!" protes Boim.
"Emang lu kambing!" balas Lupus cuwek.”Sori, rada ada gangguan teknis. Sampai di manatadi? Oya, saya ini orangnya sederhana. Padahalsebetulnya saya ini orang kaya lho. Gimana nggakkaya, saya kalo abis mengulum permen karet,langsung dibuang. nggak pernah ditelen, jadisekali pakai, langsung buang. Nggak kayakBoim, suka dipungut dan dikunyah lagi."
Sekarang giliran Boim yang ngamukngamuk. Langsung mengacak—acak rambutLupus. Lupus berteriak-teriak ribut sekali. Duh,itu kelakuan kayak anak play grup aja! (Ya,soalnya Lupus takut kalo rambutnya nggak kayakJohn Taylor lagi!)
“Alaaah, kalian semua pada kayak anak kecil.Mendingan pacaran sama saya aja, cewek manis.Saya ini orangnya dewasa, jantan dan... kamupasti akan merasakan kehangatan begitu jatuhdalam pelukanku...” kali ini Aji yang maju.
“Emangnya martabak, pake anget segala?”Lupus menyeletuk lagi dari belakang.
Aji cuwek. Terus merayu. Tapi sayang, bis telahmemasuki terminal Blok M. Jadi acara lombamerayu itu terpaksa ditunda dulu sampai besok.Sang kondektur menarik napas lega, sambil bacaAlhamdulillah seratus kali.
“Jangan kuatir, Mas, besok kita pasti naikbis ini lagi. Daag!” ujar Lupus sambil menepuknepuk bahu kondektur. Kondektur melotot galak,dan Lupus cepat-cepat melompat turun menyusulteman-temannya.
•••
Tapi dua hari kemudian, Lupus, Boim, danAji dikejutkan oleh berita yang dibawa Gito. Gitobilang bahwa cewek manis itu sekarang udah jadiceweknya, jadi dilarang ada yang menggodanyalagi. Dan sialnya ternyata berita itu benar. Ketikapulang sekolah, Gito sialan itu dengan santainyangobrol berduaan dengan cewek manis itu di bis.Lupus, Boim dan aji keki berat.
“Kamu curang Git! Kapan kamu berhasilngerayunya? Selama ini kan kita senasibdicuwekin terus sama dia? Iya nggak, iya nggak?Protes Aji.
“Kamu pake ilmu santet, ya?” Boim ikutansirik.
Gito cuma senyum-senyum aja. Duile, mendingmanis? Dan usut punya usut ternyata tanpasetahu teman-temannya, si Dodol itu nekatdatang ke rumah cewek tersebut. Nggak jelas, diadapet alamat dari mana. Yang pasti, rayuannyaberhasil dan makhluk manis berambut panjangitu jatuh ke tangannya. Dan kunci kesuksesannyaadalah karena ternyata cewek itu termasuk hobinonton film seri ACI, dan pernah ngeliat si Gitoyang ikut cengengesan nampang sebagai Fuad.Maka muluslah jalan baginya. Sial banget!
“Huh, baru main di ACI aja digila-gilain.Cewek itu nggak tau, ’kali kalau saya juga bisamain pilem begituan,” gerutu Boim.
“Iya-saya juga sering ngeliat kamu jadi modeliklan di bioskop, radio dan koran-koran. Iya, kan?Betul itu kamu?” Lupus bertanya.
“Eh, kamu tau juga? Iya, itu saya. Kapankamu ngeliatnya? Di iklan apa? Iklan sepatu? Iklanpakaian pria masa kini? Atau... jangan-janganyang kamu liat itu Roy Marten. Karena ya maklumlah, wajah saya kan mirip-mirip dia,meski tetap kecean saya. Iya, kan? Kamu ngeliatdi iklan apa?”
“Itu lho... iklan Kalpanax. Obat panu.”
•••
Dua hari berlalu hampa. Tak ada wajah-wajahceria ketika bis jurusan Blok M datang tepat jamsatu siang. Cuma Gito yang langsung bangkit danikut pergi bersama bis kenangan itu. Yang laintinggal atau terus pulang.
Tapi seminggu, kemudian, mereka kembalidihebohkan dengan makhluk cantik lainnya di bisjurusan Grogol. Pertamanya Lupus tak begitumenyadari akan kehadiran gadis itu, tapi begitubesoknya ketemu lagi, Lupus mulai ribut-ributmenceritakan ‘penemuannya’ itu kepada temantemannya.
“Wah, pokoknya nggak kalah cakep deh.Saya selalu ketemu dengannya kalau pulangsekolah setengah dua!” celoteh Lupus. Kontanaja anak-anak pada tertarik, dan kini, rumahmereka mendadak pindah ke Grogol semua.
Maka hari-hari selanjutnya tepat jamsetengah dua, Lupus, Boim, dan Aji selalu nampakasyik menunggu bis jurusan Grogol. Kejadianyang lalu terulang lagi. Ribut-ribut di bis,merayu sang cewek, tertawa dan tentu saja bikinjengkel sang kondektur bis.
Dan suatu ketika, saat mereka bertiga lagiasyik menunggu bis, Gito nampak berlari-lari kearah mereka.
“Lho, mau ngapain, Git? Kamu gak bolehikutan lagi dong. Kan udah dapet yang dulu?” tegurAji.
“Yaaa, saya ikutan dong!” rengek Gito.
“Wah, enggak bisa. Nanti kamu menang lagi.Terus kita-kita jadi nggak bisa hura-hura lagikalau pulang sekolah.”
“Enggak deh, saya janji. Saya emang senengbanget waktu ngedapetin cewek yang kemari itu.Berarti kan saya lebih kece dari kamu-kamu...”
“Wuuuuuuu!” anak-anak pada protes.
“Eit, nanti dulu. Tapi senengnya cumasebentar. Karena selanjutnya begitu-begitu aja.Monoton. Tiap hari nganterin dia pulang, mampirke rumahnya, ngobrol. Gitu-gitu terus. Nggak adaseninya. Saya jadi ngiri ketika kalian padanemuin cewek baru lagi. Jadi kepingin ikut ikutan ngegodain, ngerayu, ngejar-ngejar, sepertidulu. Nggak tau tuh, kenapa. Menurut kamukenapa, Im?
“Simpel. Mungkin cinta kamu ditolak!”jawab Boim kalem.
“Enak aja. Kamu liat sendiri saya denganmudah ngedapetin dia!” Gito ngotot.
“Ealah, malah pada ribut. Mungkin Gito bener.Ngejar-ngejar cewek mungkin lebih enak daripadakalo ngedapetin. Soalnya kita masih remaja.Masih ingin bebas. Jiwa hura-hura kita kan lebihbesar daripada jiwa romantisme kita. Dan kata orang,cewek itu ibarat bis. Lewat yang satu, bisamenunggu yang berikutnya. Jadi nggak usah terlaludikejar. Apalagi pake patah hati segala. Iyanggak? Dan anehnya, kita kadang suka sekalimengejar-ngejar sesuatu yang sebetulnya tidakkita inginkan benar. Tapi nggak apa-apa kok.Namanya juga anak muda,” kata Lupus sok berfilsafat sampai teman-temannya pada ngantuksemua.
“Eh, itu bisnya datang, Ayo siap-siap!”
Mereka berempat secara serempak bangkit.Lalu mengejar-ngejar bis dengan semangat ’45,sambil berteriak-teriak ribut sekali. Kejadianyang dulu pun terulang lagi.
Dan, mereka akan terus begitu. Sampai suatusaat nanti mereka begitu lelah untuk mengepakkansayap-sayap kecil milik mereka, danhinggap pada sekuntum bunga. Di mana akanmenemukan segalanya.
Dan, mereka pun enggan untuk terbang lagi...
0 comments:
Posting Komentar