F Sejarah Peternakan - galihghungs blog

Sejarah Peternakan

Indonesia merupakan suatu negara yang hamparan daratannya sangat luas dan lautan yang mengelilinginya sangat lebih luas lagi berdasarkan aturan internasional zona economic exclusive. Jenis binatang, hewan dan ternak di Indonesia relatif sangat banyak, karena antara lain kita memiliki komodo, harimau, gajah, badak, babi, anjing, kijang, kuda, sapi, domba dan kambing serta berbagai jenis unggas seperti ayam, itik, bebek, angsa dan burung puyuh,. Adapun ternak asli Indonesia atau hasil persilangannya yang berkembang di masyarakat luas juga relatif banyak, antara lain yaitu: sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, kijang, babi, kelinci, ayam, bebek dan burung puyuh.

Masyarakat Indonesia sudah berusaha mendomestikasi hewan liar menjadi ternak sejak zaman dahulu kala ketika masih ada pemerintahan kerajaan kerajaan kecil yang tersebar di seluruh nusantara. Di pulau Jawa dikenal ada sapi liar yang disebut Banteng, kemudian didomestikasi menjadi Sapi Jawa, Sapi Bali dan Sapi Madura. Demikian juga halnya dengan kuda, di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Kuningan ada yang disebut Kuda Kuningan. Ayam buras/lokal/kampung berasal dari domestikasi ayam hutan yang di Jawa Barat dikenal dengan nama Cangehgar dan secara husus di Cianjur ada Ayam Pelung yang perawakannya tinggi besar serta suaranya yang khas. Selain dari itu di Jawa Barat  dikenal pula kambing yang perawakannya kecil yang disebut Kambing Kacang. Semua jenis ternak ini sudah sangat lama dipelihara dan dikembangbiakkan oleh masyarakat terutama di daearah perdesaan menjadi barang konsumsi yang bernilai ekonomi tinggi.

Sejalan dengan perkembangan zaman, masuklah bangsa asing eropa khususnya Belanda yang tadinya berusaha dalam perniagaan rempah rempah menjadi penjajah di daearah Nusantara. Setelah menguasai daerah nusantara, penjajah Belanda yang asalnya hanya membeli rempah rempah marubah strategi menjadi pembeli dan sekaligus produsen. Untuk menjadi produsen, mereka tidak hanya mengusahakannya sendiri, tetapi juga mengundang investor bangsa eropa yang lainnya seperti Inggris dan Perancis. Mereka mengusahakan dan membangun perkebunan perkebunan seperti teh, kopi, coklat, cengkeh dan pala secara besar besaran agar mendapat keuntungan yang besar pula. Untuk administrasi mereka menggunakan tenaga kerja dari bangsa mereka sendiri, sedangkan tenaga kerja kasar dari masyarakat pribumi agar upahnya murah.

Bangsa bangsa eropa khususnya bangsa Belanda yang berinvestasi dalam bidang perkebunan, perdagangan dan administrasi pemerintahan di daerah Nusantara merasakan adanya kekurangan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman sehari hari, karena ketika berada di negrinya sudah biasa minum susu sapi dan makan daging sapi yang khas, sedangkan di tempat yang baru tidak tersedia. Untuk memenuhi kebutuhan mereka pemerintah Hindia Belanda berusaha mendatangkan sapi perah dan sapi daging, sehingga susu dan daging sapi tidak di impor lagi. Sapi perah yang didatangkan ke Nusantara khususnya sapi Holstein Friesien atau biasa juga disebut sapi Fries Holland yang dengan nama singkatan Sapi  Perah FH berasal dari negeri Belanda.

Sapi FH diusahakan oleh para investor dalam skala ekonomis dengan efisiensi tinggi dan keuntungannya besar, karena segala sesuatunya sudah diperhitungkan sedemikian rupa sebagai usaha komersial. Perusahaan perusahaan peternakan sapi perah ini dialokasikan di daerah daerah dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan pertimbangan agar menyerupai lingkungan seperti di negara asalnya. Kota Bandung yang terletak di daerah dataran tinggi terpilih sebagai pusat peternakan sapi perah di Jawa Barat. Beberapa daerah kecamatan di kota Bandung yang menjadi daerah kantong produksi susu adalah Lembang, Cisarua dan Pangalengan. Para investor yang bergerak dalam produksi susu, tidak hanya memelihara sapi perah saja, tetapi juga mengusahakan tanaman hortikultura sayur sayuran yang secara kebetulan juga produktivitasnya tinggi di daerah yang bertemperatur sejuk.

Adanya perusahaan peternakan sapi perah dan sayuran milik orang asing membawa manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan usaha peternakan sapi perah dan sayuran rakyat di masing masing daerah tersebut. Lama kelamaan populasi sapi perah rakyat ini makin besar dan berkembang menjadi pusat peternakan sapi perah rakyat di Jawa Barat.

Sumber : Suryadi’s blog : little.16mb.com

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar