CITA-CITA NASIONALISME MASA
KINI
MENJELANG HARI KEBANGKITAN
NASIONAL
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Nasionalisme dapat didefinisikan rasa kebermilikan
terhadap suatu bangsa, nasionalisme sendiri dapat dikatakan sebagai semangat kebangsaan dan loyalitas yang tinggi terhadap bangsa dan
negaranya dan bahwa nasionalisme tidak bisa dilepaskan dari suatu negara.
Seiring dengan berkembangnya zaman, rasa nasionalisme di
kalangan pemuda semakin memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para
pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia padahal rasa
nasionalisme sangatlah penting, baik dikalangan orang dewasa, remaja maupun di
kalangan anak-anak. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa
nasionalisme para pemuda, diantaranya : pada saat upacara bendera, masih banyak
pemuda yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut, lalu pada peringatan
hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hanya dimaknai sebagai
serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam benak
mereka.
Secara Historis Harkitnas merupakan
sebuah momentum sejarah kebangkitan nasional, sebagai peristiwa bangkitnya
semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme diikuti dengan kesadaran untuk
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Ketika selama masa penjajahan
semangat kebangkitan nasional yang bangkit dan bebas dari keterpurukkan,
kemiskinan, dan kebodohan.Diawali dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal
20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pembentukan kembali nilai-nilai
Nasionalisme inilah atau bentuk cinta tanah air yang telah pudar di kalangan
pemuda khususnya yang menjadi suatu pandangan Menkominfo dalam peringatan
Harkitnas yang ke 105.Bukan hanya menjadi sebuah seremonial semata namun
dijadikan sebagai momentum bagi para pemuda Indonesia masa kini untuk lebih meningkatkan Kesadaran Berbangsa,
menguatkan jati diri dan menyatukan potensi bangsa, serta bergerak menuju
bangsa maju di dunia.
1.2
Contoh Kasus
105 Tahun
Harkitnas, Anak Bangsa Dituntut Kembangkan Konstruksi Nasionalisme
Kebangkitan Nasional yang
diawali pada tahun 1908 merupakan sebuah pergerakan kesadaran untuk menjadi
bangsa yang berdaulat dan memiliki jati diri. Oleh karena itu dalam rangka
menjaga konsistensi dan kesibambungan nilai-nilai kebangsaan yang telah
dirintis oleh para pendahulu bangsa, segenap anak bangsa dituntut untuk
mengembangkan konstruksi nasionalisme.
Hal tersebut disampaikan
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring yang tertulis dalam dalam
keputusan Menteri Nomor 197 tahun 2013 yang berkenaan dengan Peringatan Hari
Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang akan diperingati pada tanggal 20 Mei
2013.
Pada bagian lain
disebutkan, pengembangan konstruksi nasionalisme akan memumculkan karakter
bangsa yang beradab, bersatu, berdaya saing yang menuju ke arah kejayaan bangsa
dan negara.
Melalui semangat
Harkitnas 2013 yang telah memasuki usia ke-105 tahun sebagaimana tema yang
diusung untuk Meningkatkan Kesadaran Berbangsa, menguatkan jati diri dan menyatukan
potensi bangsa, bergerak menuju bangsa maju di dunia.Diharapkan segenap Bangsa
Indonesia mampu memiliki konstruksi nasionalisme secara menyeluruh.(DNA/Novriandy)
Dikutip dari DNABerita.com dan harkitnas.go.id
1.3
Rumusan Masalah
Banyak faktor yang menyebabkan rasa nasionalisme memudar dikalangaan
pemuda sekarang ini.
Beberapa rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa faktor penyebab memudarnya nasionalisme kalangan
pemuda saat ini ?
2. Apa korelasi antara memudarnya nasionalisme di kalangan
pemuda dengan kehancuran bangsa ?
3. Bagaimana upaya untuk menumbuhkan kembali
nasionalisme dengan adanya momentum Harkitnas ini ?
II
PEMBAHASAN
2.1
Kajian Teoritis
Secara
etimologis, kata nation berakar dari kata Bahasa Latin yakni natio.
Kata nation sendiri memiliki akar kata nasci, yang dalam penggunaan
klasiknya cenderung memiliki makna negatif (peyoratif). Ini karena kata nasci
digunakan masyarakat Romawi Kuno untuk menyebut ras, suku, atau keturunan dari
orang yang dianggap kasar atau yang tidak tahu adat .
Kata
nation dari Bahasa Latin ini kemudian diadopsi oleh bahasa-bahasa
turunan Latin yang menerjemahkannya sebagai nation, yang artinya bangsa atau
tanah air.Bahasa Inggris pun menggunakan kata nation untuk menyebut “sekelompok
orang yang dikenal atau diidentifikasi sebagai entitas berdasarkan aspek
sejarah, bahasa, atau etnis yang dimiliki oleh mereka”.
Kemudian
pengertian nasionalisme di atas mengalami perubahan ke arah positif.
Nasionalisme di artikan sebagai semangat kebangsaan dan loyalitas yang tinggi
terhadap bangsa dan negaranya. Nasionalisme
tidak bisa dilepaskan dari negara. Ada dua macam teori pembentuk Negara, yakni
teori kebudayaan dan teori Negara. Teori kebudayan
mengatakan bahwa Negara terbentuk atas dasar kesamaan kebudayaan. Sedangkan
teori negara mengatakan sekelompok orang yang memiliki kesadaran dan kemauan
untuk bergabung menjadi satu dalam suatu negara yang berdaulat dengan tidak
menjadikan kebudayaan tertentu menjadi syaratnya.
Dari
kedua teori diatas, Indonesia masuk dalam teori Negara, karena terbentuk atas
dasar kemauan dan keinginan untuk menjadi satu. Beragamnya kebudayaan dari
berbagai suku bangsa yang berbeda tidak dianggap sebagai penghalang tetapi
sebagai anugerah.
Semangat nasionalisme bangsa Indonesia telah
tertuang dalam semboyan bangsa “Bhineka Tunggal Ika” ayaitu semangat yang
menjunjung tingi nilai-nilai cinta tanah air dan loyalitas tanpa memperhatikan
adanya pembedaan ras, suku, adat istiadat yang dijadikan sebuah anugerah dimana
mereka menempati wilayah yang sama yaitu wilayah Nusantara.
2.2
Analisis Kasus
Kehidupan
nasionalisme Indonesia yang dilahirkan mulai dari masa kolonialisme sampai dengan saat ini sesuai dengan rangka pembangunan nasional.Nasionalisme
merupakan sesuatu yang fundamental
dimana diperlukan
fungsi pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu proses sosialisasi yang membudayakan nilai-nilai
nasionalisme beserta kebudayaan dan identitas nasionalnya.
Momentum Hari kebangkitan
Nasional inilah yang diharapkan sebagai suatu sarana untuk menumbuhkan kembali rasa nasionalisme kepada para pemuda Indonesia
yang telah pudar.
Beberapa faktor penyebab memudarnya nasionalisme di
kalangan pemuda
Ø
Faktor Internal
- Pemerintahan pada zaman reformasi yg jauh dari harapan para anak, sehingga membuat mrka kecewa pd kinerja pemerintah saat ini.
- Sikap keluarga & lingkungan sekitar yg tidak mencerminkan rasa nasionalisme & patriotisme, sehingga para anak meniru sikap tersebut.
- Demokratisasi yg melewati batas etika & sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan anak & hilangnya optimisme, sehingga yg ada hanya sifat malas, egois & emosional.
- Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
- Timbulnya etnosentrisme yg menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat anak lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
Ø Faktor Eksternals
- Cepatnya arus globalisasi yg berimbas pada moral pemuda. Merrka lebih memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan dgn kebudayaanya sendiri.
- Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yg memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Anak cenderung meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme yg hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Kepribadian Nasional
Pemebentukan nilai-nilai
nasionalisme tidak terlepas dari pembentukan kepribadian bangsa, kepribadian bangsa dapat terdiri atas beberapa unsur,antara lain: (1)
kebudayaan nasional; (2) identitas nasional; (3) etos bangsa; (4) nasionalisme.
Apabila
nilai-nilai Pancasila sepenuhnya dapat dihayati serta melembaga dalam kehidupan
bangsa maka akan terbentuklah etos Pancasila. Dalam kerangka pemikiran tentang
nasionalisme sudah barang tentu nilai-nilai atau prinsip-prinsip nasionalisme
akan mengambil tempat yang penting dalam proses pelembagaan kepribadian bangsa.
Pembentukan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 masih belum
dapat dipandang sebagai organisasi nasional dalam arti harafiah, namun pada
hakekatnya ideologinya menunjuk kepada kesadaran diri akan kemandirian,
kebebasan, kesamaan serta penemuan identitas dirinya.
Selama
pergerakan nasional kelima prinsip menjadi tujuan perjuangan, yang memuat nilai-nilai revolusi ideologi nasionalisme bagi pembangunan
bangsa.Keberagaman
budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia selayaknya dapat dijadikan sebuah anugerah
bukan sesuatu yang dapat menimbulkan pertentangan.Selayaknya cita-cita bangsa
yang tertuang dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika bisa menjadi aspek yang
fundamental bagi para pemuda saat ini termasuk dengan momentum yang diangkat
dalam Hari Kebangkitan Nasional ini.
Kehidupan
nasional tidak hanya menuntut adanya transformasi struktur tetapi juga mendorong
ke arah etos sikap
nasionalisme yang sesuai dengan
kepribadian bangsa serta mencerminkan identitas nasionalnya sehingga membedakan
dari bangsa lain.Sesuai
dengan visi yang diangkat pada Hari Kebangkitan Nasional yang ke 105 ini untuk
menjadi bangsa yang unggul diperlukan rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga
bukan hanya kepentingan pribadi saja yang diangkat, namun berani mengangkat
nilai-nilai kepentingan bersama.
Kesadaran Nasional
Dalam
setiap proses sosialisasi serta interaksi setiap warga negara
haruslah dimiliki suatu kesadaran
nasional.Kesadaran
inilah yang berperan penting
dalam pudarnya nilai nasionalisme para pemuda saat ini.Dimana kesadaran ini diperlukan sebagai nilai-nilai yang perlu ada sehingga
dapat diimplementasikan dalam bentuk kelakuan serta tindakan individu dalam pembangunan kerangka nasional.
Pemuda
sebagai penerus bangsa. Bangsa akan menjadi maju bila
para pemudanya memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. Namun
dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan memudarnya rasa
nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan
terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang
terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan
martabat bangsa dihadapan dunia
Masalah Kewarganegaraan
Dalam
kegiatan penanaman
kembali moral bangsa terutama rasa nasionalisme para pemuda
bangsa masih memerlukan
pemantapan proses pelembagaan kewarganegaraan, antara lain lewat pendidikan maupun politik umum. Sehubungan dengan itu proses partisipasi
di kalangan rakyat perlu ditingkatkan. Perlu dipupuk kesadaran akan harga diri
serta martabatnya. Hidup sebagai warga sesungguhnya mengasumsikan adanya
lingkungan peradaban di mana hubungan antar sesama manusia didasarkan atas hubungan kemasyarakatan serta nilai-nilai universal yang menjunjung
tinggi martabat manusia. Peranan Pemerintah sebagai pengambil keputuan dan kebijakan
dalam hukum-hukum negara memberi
jaminan perlindungan hak-hak warga negara dalam interaksi dengan sesamanya.
Kewarganegaraan sebagai totalitas nilai-nilai dasar kehidupan beradab tidak dapat diabaikan
dalam pergaulan masyarakat suatu warga
negara. Tanpa
adanya peranan masyarakat dalam pembentukan nilai nasionalisme ini bisa menjadi suatu hambatan
kuat terhadap proses pembentukan nasionalisme.
III
KONSEP PENYELESAIAN
3.1
Strategi Pencapaian
Beberapa misi yang akan dilaksanakan
sebagai peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 105 oleh Kementrian Informasi
dan Informatika antara lain adalah sebagai berikut :
- Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran dan semangat juang masyarakat.
- Memperkuat kepribadian bangsa, memperkokoh nilai-nilai budaya bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggan nasional.
- Mempertebal (memperkuat) jiwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam mewujudkan Indonesia yang damai (peace), adil (justice), demokratis (democracy), dan sejahtera (prosperity).
Berdasarkan
uraian di atas beberapa butir kesimpulan dapat dinyatakan sebagai berikut:
- Pembentukan kesadaran diri pemuda dalam menghadapi orde reformasi saat ini.
- Kesadaran bersama, semua elemen dalam masyarakat yang difokuskan pada ideologi nasionalisme.
- mengatasi identitas negatif untuk dijadikan identitas kolektif sebagai simbol solidaritas baru.
- Nasionalisme sebagai struktur solidaritas yang berfungsi untuk melaksanakan inovasi dan transformasi guna bergerak menuju bangsa yang maju.
- Peranan keluarga sebagai organisasi sederhana merupakan bentuk institusionalisasi aktivitas menurut hubungan-hubungan sosial yang berfungsi secara instrumental, ekspresif dalam berbagai sentimen dan kepentingan golongan terpelajar sebagai protoganis nasionalisme.
- Peranan lingkungan, masyarakat, serta pemerintah sebagai organisasi dengan beraneka ragam bentuk simbolnya serta ideologinya.
Dalam menghadapi pertumbuhan masyarakat ke arah masyarakat
yang lebih baik serta sekaligus berubah menjadi masyarakat industrial, di mana proses
dehumanisasi dan individualisme berkembang sebagai dampak teknologi serta
teknokratisme perlu diimbangi oleh ideologi serta idealisme nasionalisme. Sesungguhnya perkembangan teknologi dan industri sendiri bertumpu pada
etos bangsa sebagai kekuatan yang menjiwai bangsa sehingga mampu menimbulkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap bangsa sendiri yang
tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi semata.
3.2
Tujuan
Nasionalisme Indonesia
adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Nasiosnalisme
Indonesia adalah perasaan bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan
tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya. Dalam membina nasionalisme
harus dihindarkan paham kesukuan. Pembinaan nasionalisme juga perlu diperhatikan
paham kebangsaan yang mengandung pengertian persatuan dan kesatuan Indonesia,
artinya persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
Memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia..ternyata
masih banyak yang harus dibenahi dan diwaspadai mulai dari ketahanan pangan,
ekonomi, sumber daya serta SDM bangsa ini. Sehingga ketahanan nasional tidak
menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar.
Sikap nasionalisme disini bukan hanya sebagai penghargaan atau
penghormatan seremonial terhadap tanah air, namun untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme terutama dikalangan pemuda, karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan
pembangunan bangsa di masa yang akan datang.
IV
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Rasa Nasionalisme di Indonesia telah ada dari jaman perjuangan melawan para penjajah hanya tahun demi tahun mengalami penipisan karena adanya banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya faktor perekonomian yang mana menimbulkan banyak masalah pengangguran, kemiskinan dan lain-lain. Rasa Nasionalisme itu harus kita pupuk ulang agar tidak hilang ditelan masa. Negara Indonesia sendiri menganut Nasionalisme Pancasila yang mana dalam Nasionalisme ini kita tidak hanya mencintai Bangsa dan Negara Indonesia sendiri tapi juga menghormati Negara dan bangsa lainnya.
Rasa Nasionalisme di Indonesia telah ada dari jaman perjuangan melawan para penjajah hanya tahun demi tahun mengalami penipisan karena adanya banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya faktor perekonomian yang mana menimbulkan banyak masalah pengangguran, kemiskinan dan lain-lain. Rasa Nasionalisme itu harus kita pupuk ulang agar tidak hilang ditelan masa. Negara Indonesia sendiri menganut Nasionalisme Pancasila yang mana dalam Nasionalisme ini kita tidak hanya mencintai Bangsa dan Negara Indonesia sendiri tapi juga menghormati Negara dan bangsa lainnya.
Penyebab memudarnya rasa nasionalisme pemuda dikarenakan oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal seperti kekecewaan pemuda terhadap
kinerja pemerintah, dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal seperti arus
globalisasi yang membawa pengaruh negatif. Hubungan antara memudarnya rasa
nasionalisme terhadap kehancuran bangsa sangat erat. Memudarnya rasa
nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa
Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan
dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar.Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme
di kalangan pemuda dibutuhkan peran keluarga, pendidikan, lingkungan dan
pemerintah.
Saran
dan Kritik
Dari
hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada
semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme terhadap
negara kita sendiri Negara Indonesia, karena pemuda adalah calon penerus
perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, penulis
memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan
peningkatan nasionalisme di kalangan pemuda.
DAFTAR PUSTAKA
Noor Ms Bakry,
2009 : Pendidikan Kewarganegaraan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Winarso,
S.pd.,M.Si, 2010 : Pendidikan Kewarganegaraan:Panduan Kuliah di Perguruan
Tinggi, Bumi Aksara, Jakarta.
Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI : www.harkitnas.go.id (diakses pada tanggal 14
Mei 2013)
0 comments:
Posting Komentar