F Mikroba dalam Hewan Ruminansia - galihghungs blog

Mikroba dalam Hewan Ruminansia



Mikroba dalam Hewan Ruminansia

Masih sedikit berhubungan dengan bahasan yang kemarin saya coba bagi tentang kenapa sapi bisa gemuk, sekarang saya coba berbagi lagi sedikit ilmu bersama teman” semua semoga bisa memberikan sedikit banyak pengetahuan lagi.

Ada yang masih inget kalau kemarin sedikit disinggung bahwa pada hewan herbivora mereka memiliki enzim yang dinamakan selulase yang membantu dalam pencernaan selulosa..Kalau belum bisa coba baja dulu tulisan sebelumnya tentang kenapa sapi bisa gemuk

Namun sedangkan pada hewan ruminansia pencernaan serat (selulosa) dibantu juga oleh beberapa mikroba/mikroorganisme.
Nah, yang ingin saya bahas disini adalah tentang mikroba yang ada dalam rumen sapi / hewan ruminansia lainnya.

Sebelum kita mulai, mari kita telaah cara pemahaman tulisan ini terlebih dahulu.
Kemarin, ada temen saya yg komen bahwa “nih artikel ato apa lih kok tulisannya semacam tanya jawab gitu”
Yang ingin saya tulis disini semacam diskusi kecil”an jadi kita serasa kayak tanya jawab gitu dech, mungkin itu yang sdikit dipahami dahulu sbelum baca tulisan ini (malah curhat ) hahaha
It’s been long….lets start bro…! :D

Permulaan dulu, Apa sih pencernaan itu ?
Jadi pencernaan merupakan rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan selama berada di dalam alat pencernaan.Yang perlu digaris bawahi proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.Yakni perut ternak ruminansia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu retikulum, rumen, omasum, dan abomasum.

Dari definisinya sudah, alat pencernaanya sudah, kita mulai ke sistematikanya seperti apa sih?

Dari definisi diatas disebutkan bahwa pencernaan perubahan fisik dan kimia, yakni proses pencernaan pada ternak ruminansia dapat terjadi secara mekanis yang terjadi di mulut (mastikasi), fermentatif oleh mikroba rumen dan secara hidrolis oleh enzim-enzim pencernaan.

Pada sistem pencernaan ternak ruminasia terdapat suatu proses yang disebut memamah biak (ruminasi).Makanan berserat berupa rumput atau hijauan yang dimakan ditahan untuk sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakan yang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut (proses regurgitasi),untuk dikunyah kembali (proses remastikasi), kemudian pakan ditelan kembali (proses redeglutasi). Selanjutnya pakan tersebut dicerna lagi oleh enzim-enzim mikroba rumen.

Di garis bawahi pula dalam proses ruminasi ini berkaitan dengan tingkah laku ternak yaitu proses ruminasi dilakukan saat ternak beristirahat atau kebanyakan saat duduk (depa).InsyaAllah nanti akan saya jelaskan di postingan selanjutnya…biar bisa jadi peer dulu buat kalian semua…hehe
Kenapa kebanyakan sapi potong di industri peternakan Indonesia khusunya bahwa sapi sering ditemukan dalam keadaan berdiri ?

Salah satu mikroba yang ada dalam rumen ialah bakteri, bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yang digunakannya, karena sulit mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya.Tetapi kebalikannya dengan protozoa diklasifikasikan berdasarkan morfologinya, sebab mudah dilihat berdasarkan penyebaran silianya.

Beberapa jenis bakteri yang telah ditemukan dalam rumen hewan ruminansia:
a. bakteri pencerna selulosa
b. bakteri pencerna hemiselulosa
c. bakteri pencerna pati
d. bakteri pencerna gula
e. bakteri pencerna protein

Nah selain bakteri juga, ada beberapa mikroba lain seperti protozoa serta fungi yang ada didalam rumen yang membantu pencernaan pada ruminansia.

Kehadiran fungi di dalam rumen
sendiri sangat bermanfaat bagi pencernaan pakan yang berbentuk serat, karena dia membentuk koloni pada jaringan selulosa pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus dinding sel tumbuhan sehingga pakan lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim yang ada dalam rumen.

Kemarin sedikit disinggung pula bahwa adanya mikroba tertentu dalam rumen membantu dalam proses pencernaannya, nah sekarang kita coba bahas mengenai peranannya

Adanya mikroba dan aktifitas fermentasi di dalam rumen merupakan salah satu karakteristik yang membedakan sistem pencernaan ternak ruminansia dengan ternak lainnya. Mikroba tersebut sangat berperan dalam mendegradasi pakan yang masuk ke dalam rumen menjadi produk-produk sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba maupun ternak ruminansia itu sendiri dimana aktifitas mikroba tersebut sangat tergantung pada ketersediaan pakan yang dimakan.
Mikroba rumen membantu ternak ruminansia dalam mencerna pakannya yang mengandung serat tinggi menjadi asam lemak terbang (Volatile Fatty Acids = VFA’s).VFA’s sendiri diserap melalui dinding rumen dan dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh ternak.Tapi yang lebih penting ialah mikroba rumen itu sendiri, karena  2/3 – 3/4 bagian dari protein yang diabsorbsi oleh ternak ruminansia berasal dari protein mikroba.

Bahasan tentang VFA’s / asam lemak terbang kita skip aja dlu…
Karena untuk apa terlalu banyak berbagi ilmu sedangkan kapasaitas yang dapat diserap terbatas…

Analogikan dengan menuangkan segelas air kedalam botol secara langsung, tidak akan masuk seluruhnya…jadi tenang kawan, kita berbagi disini

Balik lagi.Jadi, ketergantungan akan kualitas hijauan yang rendah seperti yang umum terjadi di daerah tropis atau khususnya Indonesia menyebabkan kebutuhan protein untuk ternak ruminansia sebagian besar dipenuhi oleh protein mikroba rumen.Dan hampir sekitar 70 % kebutuhan protein dapat dicukupi oleh mikroba rumen. Namun untuk memperoleh hasil produksi yang tinggi, khususnya pada fase pertumbuhan tertentu, misalnya pada masa pertumbuhan awal, bunting dan awal laktasi, kebutuhan protein mikroba belum mencukupi kebutuhan ternak, sehingga ternak memerlukan tambahan protein dari pakan yang dapat difermentasi di dalam rumen.
Produk akhir fermentasi protein akan digunakan untuk pertumbuhan mikroba itu sendiri dan digunakan untuk mensintesis protein sel mikroba rumen sebagai tambahan utama protein bagi ternak ruminansia.Nah disini peranan silase cukup membantu untuk penambahan mikroba dalam rumen dan penambahan tingkat palatabilitas pada ternak.

Jadi, kenapa masih diperlukan konsentrat...Bila kebutuhannya dengan rumput saja sapi bisa gemuk serta tambahan pakan silase sebagai pasokan protein mikroba dalam rumen…

Tetap semangat…semoga bermanfaat
:D

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar