Ini berlanjut dari postingan-postingan sebelumnya yang
mencoba untuk memberikan sedikit wawasan teman-teman semua dengan aplikasi
Biokimia pada bidang peternakan.
Konsentrat atau Rumput ?
Masih ingat mengenai apa yang saya bahas sebelumnya
mengenai Mikroba dalam Rumen, kalau dalam tulisan tersebut disinggung mengenai
VFA (volatile Fatty Acids) atau Asam lemak terbang.
Dan sebenarnya apa itu VFA! dan apa kaitannya dengan
judul diatas?
VFA merupakan hasil akhir dari proses fermentasi
karbohidrat yang dilakukan dalam rumen dapat berupa asetat,propionat dan
butirat.Karbohidrat yang difermentasi dapat berupa karbohidrat struktural
(berupa fraksi serat) atau karbohidrat non struktural (berupa fraksi pati).
Yakni, karbohidrat struktural (fraksi serat) termasuk diantaranya adalah selulosa dan
hemiselulosa yang merupakan sebagai komponen utama pembentuk dinding sel pada
tanaman, kita ambil contoh rumput.Dimana pemecahan Karbohidrat sendiri lebih
banyak dalam bentuk VFA yang nantinya akan dikonversi untuk digunakan sebagai
kebutuhan ternak sendiri.
Proses katabolisme karbohidrat yang berlangsung dalam
tubuh ternak, atau khususnya ruminansia akan memecah karbohidrat dari struktur
kompleksnya serta pemecahan struktur sederhannya melalui proses mekanisme dan
enzimatis.
Dijelaskan sebelumnya bahwa VFA merupakan dapat berupa
asetat,propionat, dan butirat.Penyerapan VFA dalam rumen nantinya akan
dikonversi menjadi asam laktat dan penyusunan jaringan pada hewan.
Salah satu dari konversi VFA tadi dibantu dengan
kinerja enzimatis yang ada dalam rumen dimana konsentrasi pakan hijauan (serat)
menghasilkan lebih banyak asetat dibandingkan dengan propionat.
Sehingga pakan hijauan lebih baik digunakan untuk
ternak perah karena produk yang dingingkan merupakan hasil produk dalam bentuk
susu karena bioseintesa dalam lemak serta glukosa.Dimana susu yang bagus adalah
yang memiliki Total solidnya tinggi.
Sebaliknya, pakan dalam bentuk pati (biji-bijian dan
konssentrat tinggi) menghasilkan propionat tinggi dan digunakan mengejar ADG
atau pertambahan bobot badan terutama untuk sapi potong.Karena metabolisme yang
dilakukan lebih banyak terhadap pembentukan jaringan jaringan terutama jaringan
otot dan adiposa.Yakni, bahwa daging merupakan suatu proses konversi otot atau
jaringan otot hidup menjadi daging.
Tetapi VFA juga menghasilkan beberapa produk sampingan
diantaranya CO2 dan gas methan, sehingga kita sering mendengar sapi bersendawa
atau mengaum “Moooo” itu merupakan salah satu proses pengeluaran gas CO2 dan gasmethan
yang dihasilkan dari proses metabolisme karbohidrat.
Terkadang,ketika terlalu berlebihannya konsumsi
karbohidrat pada ternak akan mengakibatkan embung/blot itu disebabkan karena
sulinya ternak untuk membuang gas tadi sehingga akn menimbulkan penumpukkan gas
didalam rumen sehingga terjadi kembung yang dapat mengakibatkan kematian.
Jadi, sudah cukup terjawab dari sudut pandang
metabolisme biokimia mengenai penggunaan rumput atau konsentrat.
Namun yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sejauh
kita menggunakan konsentrat untuk sapi potong terutama, kita masih perlu
memperhatikan treatment yang diterapkan bahwa pada hakikatnya sapi adalah
ternak ruminansia dan pakan mereka secara alamiahnya ialah rumput.
Karena ketika sapi diberikan konsentrat saja, akan
terjadi penipisan rumen dalam tubuh sapi.Tidak adanya serat yang dapat sintesa
oleh mikroba inilah yang menjadi penyebab penipisan rumen.
Mari kita mulai mencoba sesuatu mulai dari hal yang
sederhana.
Ketika kita mengubah perilaku dan pakan sapi untuk berpindah
menkonsumsi konsentrat, bukankah itu termasuk pelanggaran terhadap animal
welfare?
Semoga dapat menginspirasi kita semua dan semangat.
:D
0 comments:
Posting Komentar