F Arsitek tanpa Relasi: Review film Kekkon Dekinai Otoko - galihghungs blog

Arsitek tanpa Relasi: Review film Kekkon Dekinai Otoko


 Author

“Kuwano-san, why did you become an architect?”
Kuwano:“Because God told me to.”
Mungkin karena ia merasa Tuhan berkata padanya, Kuwano (Abe Hiroshi) ingin menjadi arsitek yang perfeksionis. Ternyata sifat itu tidak terbatas hanya dalam pekerjaan, namun pada seluruh kehidupannya. Inilah kelebihan sekaligus sumber segala masalah dalam hidupnya.
Perfeksionis /per-fek-si-o-nis/ pérféksionis/n
Orang yang ingin segala-galanya sempurna
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Sikap perfeksionis itu membuat Kuwano detail dalam segala hal. Di rumahnya, ia menyiapkan makan dengan peralatan lengkap yang tertata rapi layaknya jamuan di sebuah restoran. Tak hanya itu, ia juga memasaknya dengan tahapan yang persis dilakukan oleh seorang koki. Dengan begitu, ia bisa memasak yakiniku dengan kematangan yang pas. Hal ini tidak bisa dilakukan orang lain yang sembrono dan tidak detail.
Kuwano yang hidup sendiri di apartemen begitu menjaga kebersihan setiap sudutnya. Kali ini, sifat perfeksionis membuatnya terlihat berlebihan. Ia harus membersihkan bagian bawah mejanya dengan detil sambil menunduk. Saat membersihkan kamar mandi, ia duduk dengan jarak kepala dan toilet hanya sejengkal tangan. Dan yang paling tidak masuk akal, ia tidak mengizinkan orang lain masuk ke dalam unit apartemennya karena dianggap dapat mengotori. “It's because I want to be free from human relationships at least in my home,” ucap Kuwano.
Sikap untuk terus sempurna ia lakukan hanya pada karya arsitektur dan dirinya sendiri. Ia tidak peduli  terhadap lingkungan sekitar. Ia selalu bicara apa adanya dan kadang menyinggung perasaan orang lain. Karena itu Kuwano dipandang egois. Mungkin itulah alasan yang membuatnya, di umur 40 tahun, belum bisa menikah -- atau tidak bisa menikah.
Murakami Eiji: “If you don't change that personality of yours, you'll end up lonely.”
Kuwano Shinsuke: “Lonely? I don't care.”

Kesempurnaan dalam kesendirian (atau berpasangan)
Suatu hari Kuwano merasakan sakit yang dahsyat di perutnya. Karena tak ada siapapun di apartmennya ia hanya bisa mengerang sakit. Ia tak tahu siapa yang bisa dimintai pertolongan. Untung saja, tetangga sebelah apartemennya, Tamura Michiru (Kuninaka Ryoko) mendengar lalu membantunya. Ia akhirnya dibawa ke rumah sakit Nakagawa. Di sana ia bertemu dengan Hayasaka Natsumi (Natsukawa Yui), seorang dokter wanita super sibuk.
Natsumi mendiagnosa Kuwano terkena penyakit hiperlipidemia. Penyebabnya adalah kebiasaannya mengkonsumsi daging dan susu berlebihan. Natsumi mengingatkan Kuwano untuk menjaga makanannya. Tapi ia tidak peduli, ia lebih mementingkan selera makannya. Sesuai dengan prediksi Natsumi, karena tidak mengikuti nasehatnya, Kuwano berkali-kali mengeluh sakit dan berkali-kali datang ke rumah sakit.
Kuwano kikuk karena berada dengan Michiru, tetangga sebelah unit apartemennya.
Natsumi dan Kuwano punya kesamaan. Masing-masing anggota keluarganya selalu menyudutkan mereka dengan permintaan segara mencari pasangan hidup. Ibu Kuwano menggunakan alasan kesehatan untuk meminta ia segera menikah. Sedangkan ayah Natsumi menggunakan alasan khawatir dengan kehidupan putrinya untuk meminta ia segera menikah.  Mereka sama-sama merasakan bahwa keluarga terlalu mengintervensi kehidupan pribadi masing-masing.
Sebelum tragedi sakit perut yang dialami Kuwano, hanya ada satu wanita di dekatnya bernama Sawazaki (Takashima Reiko) rekan kantor yang juga belum memiliki pasangan. Setelah tragedi, ia menjadi sering bertemu dengan Natsumi dan Michiru. Intensitas pertemuan mereka tetap tidak membuat Kuwano bisa memahami wanita. Caranya berkomunikasi dengan wanita tetap buruk. Ia masih terlihat kaku dan acuh.
Kuwano, yang awalnya tidak ingin menikah, seolah harus memilih satu di antara mereka bertiga. Sedangkan mereka bertiga semakin menjadi teman karena “mengurusi” keanehan Kuwano. Karena kemampuan komunikasi yang buruk, Sawazaki menjadi juru bicara antara dia dengan kliennya. Karena tak memiliki teman, Michiru menjadi tetangga yang berusaha membantunya bila ia tiba-tiba mengerang kesakitan. Dan karena tak pernah memperhatikan kesehatannya, Natsumi selalu menjadi dokter yang siap menerima segala keluhan Kuwano.
Di antara tiga wanita tersebut, Kuwano harus memilih untuk teguh pada sifat perfeksionisnya lalu hidup sendiri atau, untuk pertama kali seumur hidupnya, rela menerima kekurangan dari satu di antara mereka.
 
 Kuwano kikuk saat sedang diperiksa Natsumi, dokter yang selalu mengobatinya.
Di antara desain dan klien
Kuwano terkenal dengan karya  rumah tinggal dengan konsep dapur sebagai pusat dari bangunan. “ A good house is built only when an architect can demonstrate his individuality. My policy is to have the kitchen as the focus. As I believe this is deeply connected to the happiness of the residents,” kata Kuwano.
Pandangan kuwano tentang rumah memberikan karakter dalam rancangannya. Ia menghasilkan rancangan yang baik dengan memahami kebutuhan dari penghuni rumah. Hasil karyanya membuat ia menjadi arsitek yang selalu direkomendasikan oleh Sawazaki. Ia bisa menghasilkan rancangan rumah dengan memberikan privasi antar pasangan tapi tetap memiliki ruang bersama keluarga. Pemahaman yang dalam akan makna sebuah rumah membuat ia menghasilkan karya yang baik.
Sawazaki, rekan kerja yang selalu membantu komunikasi antara Kuwano dan klien.
Kuwano dapat memahami bagaimana relasi dapat dibentuk melalui arsitektur, tapi ia tak memahaminya dalam keseharian. Kemampuan komunikasi yang buruk dan kaku tidak hanya berdampak pada hubungannya dengan para wanita, tapi juga dengan klien. Peran Sawazaki sangat penting dalam pekerjaannya. Ia menutupi kelemahan Kuwano, menjadi jembatan antara arsitek dan klien. Sawazaki akan membantu mengkomunikasikan ide dari Kuwano ke klien sehingga bisa diterima. Selain itu, Sawazaki juga menjaga antusias bekerja dari Kuwano agar kondusif dalam bekerja.
Satu akibat dari sifat perfeksionis lainnya adalah ia mudah tersinggung jika kliennya membandingkan dengan karya lain. Ia tidak segan-segan menolak pekerjaan dengan klien yang tidak mengikuti aturannya.  Ia pun sering bertengkar dengan site manager jika yang terbangun tidak sesuai dengan rencananya. Akhirnya, asisten dan rekan kerjanya yang dibuat repot untuk bisa menenangkan situasi.

Serial Jepang bertema arsitektur
Film seri yang disutradarai oleh Miyake Yoshishige, Komatsu Takashi, Ueda Hisashi berhasil mengemas kisah Kuwano dengan genre komedi yang ringan.  Isu yang diangkat  banyak, tapi Ozaki Masaya sang penulis skenario dapat membuat alur cerita dengan baik dan cepat. Melalui dua belas episode, penonton akan disuguhi dengan suasana lingkungan tempat tinggal Kuwano di Tokyo.
Saya suka  dengan cara film ini menggambarkan profesi arsitek. Kuwano digambarkan pekerja keras dan sangat mendalami setiap rancangannya. Sifat perfeksionisnya sangat dibutuhkan dalam pekerjaannya. Yang menarik, Kuwano menerapkan metode merancang dengan pendekatan model maket. Terlihat cara ini lebih efektif untuk merasakan suasana suatu ruang yang dirancang.
Proses mendesain Kuwano yang menjadikan dapur sebagai core dari rumah
Sutradara membangun hubungan antara Kuwano dan Natsukawa dengan alami, seperti kehidupan nyata. Kuwano yang kikuk, karena sering mengeluh sakit, bertemu dengan Natsumi yang riang dan bersahabat. Keduanya masih hidup melajang dengan alasan yang berbeda. Kuwano memilih hidup sendiri karena egonya, sedangkan Natsumi hidup sendiri karena kesibukannya di rumah sakit. Keadaan itu membuat ia tidak punya kesempatan menjalin hubungan khusus dengan orang lain. Natsumi tidak menikmati kesendiriannya. Ia membutuhkan teman berbagi cerita. Michiru memiliki peran menjadi teman bagi Natsumi.  Mereka sering menghabiskan waktu luang dengan makan, belanja atau ke tempat penyewaan komik.
Pernikahan bisa menjadi kebutuhan atau hanya keinginan saja. Film ini juga berusaha menangkap persepsi yang berkembang di masyarakat muda Tokyo tentang pernikahan. Saat ini karir lebih diutamakan sedangkan pernikahan bukanlah menjadi prioritas bagi hidup seseorang. Mereka lebih fokus pada pekerjaan dan aktualisasi diri. Dampak yang mulai dirasakan yaitu penurunan populasi anak di Jepang.
Film ini mendapatkan banyak penghargaan antara lain “Best Director (S); Best Scriptwriter, Best Actor, Best Supporting Actress 50th Television Drama Academy Awards”.  Banyaknya penghargaan yang didapat membuat film ini dinobatkan sebagai “Best Drama- 50th Television Drama Academy Awards”. Yang menarik, peran Ken anjing Michiru mendapatkan penghargaan untuk “Special Award -50th Television Drama Academy Awards”.

Saya memberi nilai 4,5 dari 5 untuk film ini. Selamat menonton. :)

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar