Sudah lama nih nggak posting tutorial. Sampeyan-sampeyan pastinya pada ngiler kalau ngeliat foto-foto saya pada ganteng-ganteng. Padahal kalian tau sendiri kalau wajah saya ini sebenarnya nggak jauh-jauh amat dari yang namanya wajah ndeso!
Jadi kalau saya ini diajak ke mol, wajah saya ini nggak pantes untuk mejeng di situ. Mukanya cenderung ngisin-ngisini, muka bengong.
Hiyup, sodarra-sodarraku, saya mau sharing nih. Dahulu kala, diriku yang hina ini disuruh sama budeku untuk mengedit foto keluarganya. Dia mau mencetaknya gedhe. Makanya musti tampak sempurna photonya.
Nah, ternyata nasib kurang menyenangkan harus ditelan budeku. Foto keluarga yang posenya bagus pun ternyata harus terganggu masalah teknis.
- Yang satu, ada masalah dengan pencahayaan di kacamatanya yang membuat matanya tidak kelihatan
- Yang kedua, anaknya merem pas diphoto
- Yang ketiga, anaknya lagi, lupa nggak perawatan kulit muka!
Walhasil, saya yang sudah terlanjur terkenal suka nggambar dan otak-atik foto, langsung kena sasaran empuk. Didukung dengan salah kaperahnya mereka semua yang menganggap jurusanku itu sama dengan arsitek yang suka nggambar-nggambar. Padahal khalayak ramai pun sudah banyak yang tahu kalau jurusan Statistik itu seperti matematika. Bukan seperti Arsitek!
Nah, nah, nah, sebagai ponakan yang baik hati dan tidak congkak (tapi sombong!), saya ya bersedia membantu mengeditkan fotonya. Eh, ini lo fotonya…
Bagemana? sudah pada ngeliat khan betapa stressnya budeku melihat matanya ketutupan cahaya di kacamatanya, betapa stresnya juga mbak sepupuku yang merem, betapa nggak pedenya mas sepupuku yang pipinya penuh bekas jerawat.
Suasana pun menjadi perlahan-lahan gelap. Langit tiba-tiba mendung. Beberapa saat kemudian, penduduk pada sibuk menyalakan lampu-lampu rumah.
Dari kejauhan, tampak sosok lelaki jangkung yang dikelilingi sinar terang benderang di seluruh tubuhnya. Dia berdiri di pucuk pohon kelapa dengan satu kaki. Lalu dia meloncat dengan cepat melesat ke bawah. “pluk”, suara kaki menapakkan tanah mantab terdengar. Sambil duduk seperti awal perlombaan lari, dia memandang ke rumah itu. Rumah yang sedang dilanda kesusahan. Rumah budenya ndop! Budenya pahlawan bersinar itu!
Si ndop berlari melesat bagai kilat menuju rumah itu. Lalu kakinya berdecit nyaring ketika ngerim. Dengan muka sumringah dan cahaya gemerlapan, si ndop menawarkan jasanya secara cuma-cuma kepada budenya…
__
Hohoho… fiksi lagi, fiksi lagi… sudah-sudah, paling-paling juga ndak ada yang baca ndop.
__
Nah, maunya budeku itu: yang merem jadi melek, yang matanya ketutupan cahaya putih jadi nggak ketutupan, yang jerawatan jadi bersih.
Oke oke.. saya punya solusi kok..
Saya buka adoub fotoshop (adobe photoshop, red.) bajakan hasil ngopi dari sidi bajakannya masku. Sidi bajakannya masku itu juga hasil ngopi dari sidi bajakannya temannya masku. Sidi bajakannya temannya masku itu juga hasil ngopi dari sidi bajakannya temannya lagi… pokoknya bajakannya sudah pangkat n lah… Hohoh..
Saya mulai bekerja…
- Yang menghaluskan pipi penuh noda bekas jerawat, saya mengamalkan tutorial saya yang ini. Sudah beres dalam waktu beberapa belas menit saja
- Yang membuat mata merem jadi melek itu yang susah. Saya nggak mungkin menggambar mata sepersis-persisnya pakek photoshop. Apalagi nggak ada contohnya. Maklum, ilmu saya masih jauh di bawah setandar.
Makanya, saya pun mencari-cari foto lain, siapa tau ada yang bisa ditempelkan ke mata yang merem.
Setelah menceklak-ceklik windoz eksplorer, akhirnya saya nemu juga foto meleknya. Tapi fotonya miring ke kiri. Sedangkan yang merem itu miring ke kanan.
Akhirnya nemu foto meleknya!
Saya nggak kehabisan akal:
- Saya menransformnya, lalu milih flip horizontal
- Kemudian menyeleksi bagian matanya
- Dipaskan ukurannya, diputer-puter sampai letaknya pas kalau ditempel di mukanya yang merem
- Lalu menyamakan pencahayaannya dengan foto yang merem
- biar nggak kelihatan perpotongannya, saya juga mengamalkan jurus tutorial saya yang itu
Bisa sampeyan lihat seperti gambar di bawah ini:
-
Lah lhadala, kok untungnya saya nemu foto yang pose meleknya nggak jauh-jauh amat sama pose yang merem. Untung cuma beda arah saja. Jadi tinggal flip horizontal saja beres. Coba kalau nggak nemu, bisa-bisa kans saya sebagai tukang edit foto akan berangsur-angsur menipis tertempa angin.. Hihohiho…
Perjuangan belumlah berakhir kisanak!
- Sekarang saatnya mengedit mata budeku yang ketutupan cahaya kacamata.
Jurus yang saya lakukan adalah sama dengan jurus memelekkan mata diatas. Namun kali ini saya nggak perlu mencari foto lain. Tapi cukup memakai mata sebelah kirinya.
- Mata sebelah kiri aku seleksi, lalu aku kopi ke layer baru
- Pada layer baru, aku flip horizontal
- Aku letakkan ke mata kanannya, diedit pencahayaannya, dibuat seneicrel mungkin
- Untuk menyamarkan perpotongannya, silakan lakukan jurus tutorial saya yang ini.
Langkah-langkahnya bisa dilihat seperti gambar di bawah ini:
-
Kalau ngedit barang hidup beginian musti teliti,
nggak boleh main sembarangan,
nggak boleh main kasar..
Dan, saat-saat yang ditunggu..
Saat-saat yang paling penting..
Dialah hasil dari jeripayah saya..
Sebuah keajaiban..
Yang dihasilkan dari sebuah software..
INI DIYAAA….
TERERENG.. TENG.. TENG… TENG…
*jadi inget sama tahu tek*
Fiyuh, akhirnya selesai juga ngeditnya… entah sampai sekarang sudah dicetak apa belum tuh foto. Pensaran mau lihat hasil karyaku dipajang di dinding rumahnya bude. Hohoho…
berkarya memang bikin hidup lebih hidup!!!!!
0 comments:
Posting Komentar