Mungkin merupakan salah satu tokoh
paling terkenal pada Kerajaan Wu. Saudara angkat dari Sun Ce. Sebelum Sun Ce
meninggal dunia, Sun Ce berkata kepada adiknya, Sun Quan, untuk selalu meminta
nasehat Zhou Yu dalam urusan luar negeri. Menduduki posisi Panglima Tertinggi,
Zhou Yu merupakan tokoh penting dalam setiap peperangan, juga terlibat dalam
peperangan di Chibi.
Zhou Yu mengobarkan perang terhadap
Cao Cao karena tipu muslihat
Zhuge Liang yang membuat
sebuah sajak dengan isi bahwa salah satu alasan Cao Cao menyerang Kerajaan Wu
adalah demi memiliki dua wanita tercantik, Qiao Bersaudara. Meskipun pada
awalnya Zhou Yu mendapatkan bantuan Zhuge Liang, namun akhirnya disadari bahwa
dia bukan lawan Zhuge Liang. Zhuge Liang dapat menjadi orang yang sangat
berbahaya bagi Kerajaan Wu, pikir Zhou Yu. Awalnya Zhou Yu ingin menggunakan
kepandaian Zhuge Liang demi Kerajaan Wu dengan mengirimkan Zhuge Jin, kakak
Zhuge Liang, untuk membujuk Zhuge Liang agar mengabdi kepada Sun Quan. Kegagalan
misi Zhuge Jin membawa Zhou Yu pada jalan buntu, dan hanya ada satu pilihan
bagi dirinya, yaitu melenyapkan Zhuge Liang.
Demi membunuh Zhuge Liang melalui jalan yang masuk akal dan menghindari rasa malu dari para anak buahnya, Zhou Yu memberikan tugas kepada Zhuge Liang untuk membuat 100.000 anak panah dalam waktu 10 hari. Zhuge Liang berhasil menyelesaikannya dalam waktu 3 hari, dan membuat Zhou Yu tidak berarti dibanding Zhuge Liang. Keberhasilan ini membuat Zhou Yu semakin berkeinginan untuk melenyapkan Zhuge Liang. Zhou Yu berencana membunuh Zhuge Liang namun tertipu karena pada saat Zhuge Liang berhasil merubah arah angin sehingga baik untuk melawan Cao Cao, yang sebenarnya telah diketahui dari ilmu perbintangan, Zhuge Liang berhasil melarikan diri.
Demi membunuh Zhuge Liang melalui jalan yang masuk akal dan menghindari rasa malu dari para anak buahnya, Zhou Yu memberikan tugas kepada Zhuge Liang untuk membuat 100.000 anak panah dalam waktu 10 hari. Zhuge Liang berhasil menyelesaikannya dalam waktu 3 hari, dan membuat Zhou Yu tidak berarti dibanding Zhuge Liang. Keberhasilan ini membuat Zhou Yu semakin berkeinginan untuk melenyapkan Zhuge Liang. Zhou Yu berencana membunuh Zhuge Liang namun tertipu karena pada saat Zhuge Liang berhasil merubah arah angin sehingga baik untuk melawan Cao Cao, yang sebenarnya telah diketahui dari ilmu perbintangan, Zhuge Liang berhasil melarikan diri.
Kekalahan Cao Cao pada pertempuran
di Chibi membuka jalan bagi Zhou Yu untuk menguasai daerah Jingzhou. Zhou Yu
membuat perjanjian dengan Liu
Bei bahwa apabila dia gagal menguasai kota Nanjun, Liu Bei diberikan
kesempatan untuk menguasai Nanjun. Dan Zhuge Liang sudah bisa membaca hasil
pertempuran bahwa tentara Zhou Yu akan dikalahkan oleh tentara Cao Cao,
dipimpin oleh Cao Ren, yang mempertahankan kota Nanjun. Selama penyerangan
terhadap Nanjun, Zhou Yu terluka oleh panah beracun dan tentaranya terpukul.
Ketika Zhou Yu sedang berusaha
menguasai Nanjun, Liu Bei mengirimkan kekuatan untuk menguasai beberapa kota
dalam propinsi Jingzhou. Akhirnya, seluruh Jingzhou berada di tangan Liu Bei.
Kekalahan yang diderita dan penguasaan Liu Bei atas Jingzhou membuat Zhou Yu
menaruh rencana penguasaan kembali Jingzhou pada urutan akhir untuk sementara
waktu dan pulang ke Kerajaan Wu untuk mengobati luka. Setelah hampir sembuh,
Zhao Yu memiliki rencana mengambil alih Jingzhou dengan memperalat Liu Bei agar
datang ke Kerajaan Wu untuk menikah dengan adik perempuan Sun Quan. Rencananya
adalah membunuh Liu Bei pada saat berada di Kerajaan Wu. Sekali lagi, Zhuge
Liang mengetahui rencana terselubung Zhou Yu dan membuat rencana pernikahan
yang sebelumnya bersifat rahasia menjadi kabar umum dan hampir seluruh penduduk
Kerajaan Wu mengetahui hal itu. Karena gagal, Zhou Yu berencana mengurung Liu
Bei di Kerajaan Wu. Sebuah istana mewah segera dibangun agar Liu Bei dan istri
barunya dapat menikmati kehidupan yang nyaman sehingga tidak ingin pergi.
Dengan tanpa adanya Raja, Guan Yu, Zhang Fei dan seluruh pejabat
serta tentara Kerajaan Shu akan terpecah belah. Keadaan itu memudahkan Zhou Yu
untuk menyerang dan menguasai Jingzhou. Sekali lagi, rencana tersebut tidak
berhasil. Liu Bei ternyata kembali ke Jingzhou. Sebelum Liu Bei sampai ke
tujuan, Zhou Yu mengirim pasukan untuk menghadang dan membunuh Liu Bei, namun
tidak berhasil. Pada tempat pertemuan di sisi Sungai Yangtze, Zhou Yu
dikalahkan oleh jenderal-jenderal Liu Bei. Pada saat mundur, bala tentara Liu
Bei berteriak-teriak dengan keras bahwa Zhou Yu kehilangan wanita dan anak
buahnya. Mendengar hal tersebut Zhou Yu sangat marah, luka yang belum sembuh
seluruhnya terbuka lagi dan Zhou Yu muntah darah dan pingsan.
Semua kegagalan yang diderita
membuat Zhou Yu merasa sangat rendah diri bila dibandingkan dengan Zhuge Liang.
Adanya desakan Sun Quan untuk menguasai kembali Jingzhou, Zhou Yu mengusulkan
bahwa dia akan menyerang dan menguasai Xichuan untuk Liu Bei sebagai tukar
menukar dengan pengembalian Liu Bei atas Jingzhou. Rencana sebenarnya adalah
ketika Zhou Yu memimpin tentara menuju Xichuan dan melewati Jingzhou, Liu Bei
akan datang dan memberi semangat kepada pasukan Kerajaan Wu. Pada saat itu Zhou
Yu akan melancarkan serangan tiba-tiba untuk menguasai kota utama Jingzhou
ketika Liu Bei tidak ada. Sekali lagi, rencana terselubung tersebut berhasil
dibaca oleh Zhuge Liang. Ketika Zhou Yu tiba, Liu Bei tidak diketahui berada
dimana dan Zhao Yun, yang
berdiri diatas benteng, mengatakan bahwa Zhuge Liang sudah mengetahui rencana
terselubung dari Zhou Yu.
Agar tidak direndahkan oleh Zhuge
Liang, Zhou Yu memerintahkan pasukannya maju ke Xichuan demi membuktikan dia
dapat menguasai Xichuan. Selama perjalanan, seorang pengirim berita yang diutus
Zhuge Liang memberi kabar bahwa apabila Zhou Yu menyerang Xichuan akan
memberikan kesempatan emas kepada Cao Cao untuk menyerang Kerajaan Wu dari
belakang. Mengetahui hal tersebut, Zhou Yu sangat malu dan marah, sehingga
pingsan.
Yang terakhir ini tidak dapat
disembuhkan dan membawa Zhou Yu menghembuskan nafas penghabisan. Kalimat
terakhirnya adalah “Surga telah mempermainkan saya. Bila sudah ada Zhou Yu
kenapa harus ada Zhuge Liang?”
0 comments:
Posting Komentar