Film ini merupakan salah satu dari
sekian banyak film Jepang yang menggabungkan drama dan olahraga
(baseball). Baseball merupakan olahraga yang sangat digemari di negeri
Sakura itu. Seperti halnya football di Amerika, atau sepakbola di
Inggris, baseball juga sudah seperti “agama” di Jepang.
Kisah film ini dimulai dengan datangnya
guru baru di SMA Futagotamagawa yang bernama Kawato Koichi. Guru baru
ini sangatlah bersemangat, dia ingin murid-muridnya selalu memiliki
mimpi dan meraihnya dengan sekuat tenaga. Kebetulan, di kelas yang dia
ajar ada 10 anak berandalan mantan pemain baseball. Sekolah mereka,
Futagotamagawa dilarang mengikuti turnamen baseball selama setahun
karena terlibat kerusuhan saat pertandingan menuju Koshien (adalah
sebuah turnamen baseball pelajar di Jepang yang diadakan tiap tahun).
Sebenarnya aktor utama kerusuhan tersebut adalah Enatsu, yang memukulkan
stick-nya ke kepala pemain lawan. Setelah itu pertandingan menjadi
kacau dan Futagotamagawa dilarang main setahun. Mengetahui hal ini
Enatsu pindah ke sekolah lain, yaitu Megurogawa dan dia tetap bisa main
baseball setahun tersebut.
Anak-anak berandalan itu pada mulanya
sudah putus asa dan hanya berbuat hal-hal tak berguna di sekolah.
Kedatangan Kawato benar-benar menginspirasi kesepuluh anak ini untuk
berlatih baseball lagi agar tahun depannya bisa berlaga di Koshien, yang
sudah menjadi mimpi tiap pemain baseball di sana. Perjalanan menuju
Koshien bukanlah perkara mudah bagi Kawato dkk. Guru kelas 2 ini harus
berkali-kali menghadapi kekerasan yang sering terjadi di sekolahnya.
Namun karena beliau cukup jago karate, murid-muridnya pun pada akhirnya
segan dan mulai menuruti kata-kata mutiara yang meluncur dari mulut
Kawato. Dipimpin Mikoshiba, plus pitcher Aniya, kesepuluh atlet baseball Futagotamagawa perlahan namun pasti mulai menunjukkan kemampuannya di atas lapangan.
Kemudian pada suatu saat mereka berhasil
menang melawan Megurogawa, sekolah di mana Enatsu bermain. Tetapi karena
banyaknya pemberitaan di media yang menyatakan bahwa Kawato merupakan
pelatih yang menggunakan kekerasan, maka akhirnya komisi disiplin
memutuskan untuk melarang Kawato mendampingi timnya bertanding. Ditambah
lagi waktu itu Aniya terlibat perkelahian yang membuat tulang rusuknya
retak, Futagotamagawa pada tahun itu belum berhasil tampil di Koshien.
Saat hukuman pada Kawato telah usai, akhirnya tim bersatu lagi dan
bersiap menuju Koshien di tahun terakhir mereka duduk sebagai siswa
Futagotamagawa.
Film ini cukup menarik karena bisa
memadukan antara semangat dengan olahraga yang populer di Jepang, yaitu
baseball. Banyak adegan yang membuat penonton merasa tersentuh hatinya,
terutama ketika Kawato memberi nasehat pada murid-muridnya. Film ini
menurut saya sangat layak ditonton para pemuda di Indonesia, agar tidak
ada lagi pemikiran bahwa film drama selalu identik dengan cinta terhadap
lawan jenis. Selain itu film ini juga bisa memberi contoh bagaimana
orang Jepang bisa membangun negaranya sedemikian maju.
0 comments:
Posting Komentar