BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup baik manusia,
hewan, dan tumbuhan memiliki sel yang membentuk suatu jaringan. Jaringan hewan
memiliki perbedaan dengan jaringan tumbuhan, hal itu dikarenakan bagian
penyusun jaringan pada tubuh yang terdiri dari kumpulan sel yang berbeda antara
sel hewan dengan sel tumbuhan.
Tubuh
hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai
struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus
memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Sebagai contoh, otot-otot
jangtung yang bercabang menghubungkan sel jantung yang lainnya. Percabangan
tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu koordinasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu jaringan hewan.
2. Untuk mengetahui jaringan apa saja yang terdapat pada
jaringan hewan.
3. Untuk mengetahui ciri dan fungsi dari tiap-tiap
jaringan tersebut.
1.3 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalahnya, yaitu :
1. Apa yang dimaksud jaringan?
2. Jaringan apa saja yang terdapat pada jaringan hewan?
3. Apa saja ciri dan fungsi dari tiap-tiap jaringan
tersebut?
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sel – sel penyusun jaringan tubuh pada hewan lebih
banyak dan kompleks. Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara
pertumbuhan dan cara perkembangan serupa. Jaringan pada hewan dibagi menjadi 4
jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat atau penyambung, jaringan
otot dan jaringan syaraf (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan epitel adalah
jaringan yang melapisi suatu rongga atau suatu permukaan bebas. Sel - selnya
tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang antar sel
yang biasanya berisi substansi interselular atau juga bisa disebut matriks.
Dipandang dari banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, epitel dibedakan atas
epitel selapis dan epitel berlapis. Epitelium kulit melindungi jaringan di
bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet, dan
serangan bakteri. (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan
pengikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan pengikat mengandung matriks
yang sangat banyak. Jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat satu alat dengan
alat lain, untuk membungkus alat-alat, untuk mengganti jaringan yang rusak
(luka), untuk menetralkan racun dan untuk membentuk kerangka penyokong. Atas
dasar struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas tiga macam
jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi jaringan - jaringan yang
lebih khas: jaringan pengikat sebenarnya, jaringan pengikat rangka tulang rawan
hialin, jaringan pengikat cair (Storer, 1957).
Jaringan otot, jaringan
ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yang berbentuk serabut-serabut dengan
ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel
tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot
mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai
separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat
lintang, otot polos, otot jantung (Fahn, 1974).
Jaringan saraf terdiri
atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran
sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun
oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak
menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya
mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron
mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson (Lim, 1998).
BAB III
PEMBAHASAN
Jaringan adalah kumpulan
sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama. Cabang ilmu Biologi yang mempelajari
khusus tentang jaringan disebut histology. Jaringan dalam tubuh hewan mempunyai
sifat yang khusus dalam melakukan fungsi nya, seperti peka dan pengendali
(jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh
(jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah)
dan lainnya.
Jaringan
pada hewan dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Jaringan
Epitelium
Jaringan
epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi
permukaan organ, rongga, dan saluran, baik diluar maupun didalam tubuh. Jaringan
epitelium terbagi atas 3 bagian, yaitu epidermis (yang melapisi bagian luar tubuh),
endotelium (yang membatasi organ dalam), dan mesotelium (yang membatasi rongga).
Ciri – ciri jaringan epitelium yaitu :
a. Sel-sel
nya tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel.
b. Tidak
mengandung pembuluh darah tetapi mengandung ujung saraf. Sel epitelium mendapat
makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat.
c. Memiliki
kemampuan regenerasi cukup tinggi. Ada
epitelium yang rawan terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan haus. Adapula
yang dapat rusak akibat zat yang di hasilkan oleh bakteri, asam, atau asap.
Selama sel epitelium mendapatkan cukup nutrisi, sel epitelium dapat cepat
mengganti sel-sel yang rusak tersebut melalui pembelahan sel.
Selain mempunyai ciri-ciri di atas, jaringan epitelium juga
memiliki banyak fungsi, antara lain:
a. Pelindung
atau Proteksi
Melindungi
jaringan dibawahnya dari kerusakan pada kulit. Dalam rangka fungsinya sebagai
pelindung, biasanya epitel sendiri diberi pelindung yaitu lapisan tanduk
(korneum), silia, dan lapisan lendir. Contoh epitel pada kulit dan rongga
mulut.
b. Penghasil
Sekret
Pada
saluran pencernaan yang berupa kelenjar, jaringan epitelnya dapat mengeluarkan
enzim pada saluran pencernaan (kelenjar
eksokrin), contoh kelenjar keringat dan kelenjar air liur. Selain itu ada
kelenjar endokrin (tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung melalui
saluran darah, contoh kelenjar tiroid , hipofisis, dan lainnya).
c. Sebagai
jalur lalu lintas transportasi zat. Artinya epitel dapat berfungsi sebagai
penyerapan zat ke dalam tubuh, contoh epitel pada jonjot usus.
d. Untuk
mengeluarkan zat dari dalam tubuh. Contoh pada nefron ginjal untuk lewatnya
urine.
Berdasarkan
bentuknya, jaringan epitelium dapat dibedakan menjadi bentuk pipih, kubus, dan
silindris. Sedangkan berdasarkan jumlah lapisannya, epitelium dapat dibedakan
menjadi epitelium simpleks dan epitelium kompleks.
·
Epitelium simpleks terdiri
atas satu lapis sel. Jenis jaringan epitelium simpleks beserta letak dan
fungsinya dijelaskan dalam tabel berikut.
No
|
Jaringan
|
Letak
dan Fungsi
|
1.
|
Epitelium
Pipih Selapis
|
·
Kapsula Bowman, lapisan
dalam darah & limfa, alveolus paru-paru, ruang jantung, selaput bagian
dalam telinga, dan sel ekskresi kecil dari sebagian besar kelenjar.
·
Pelapis bagian dalam
rongga dan saluran, tempat difusi & infiltrasi zat.
|
2.
|
Epitelium
Kubus Selapis
|
·
Kelenjar air liur, retina
mata, dinding ovarium, & saluran dalam nefron ginjal.
·
Proteksi, absorpsi, dan
sekresi (penghasil lendir atau mucus).
|
3.
|
Epitelium
Silindris Selapis
|
·
Dinding dalam lambung,
usus, kantong empedu, rahim, saluran pernapasan bagian atas, dan saluran
pencernaan.
·
Proteksi, sekresi, difusi,
dan absorpsi.
|
4.
|
Epitelium
Silindris Selapis Bersilia
|
·
Dinding dalam rongga
hidung, trakea, bronkus, dan dinding dalam oviduk.
·
Penghasil mucus
untuk menangkap benda asing yang masuk. Getaran silianya menghalau benda
asing itu.
|
5.
|
Epitelium
Silindris Berlapis Semu
|
·
Rongga hidung dan trakea.
·
Proteksi, sekresi, dan
gerakan gas.
|
·
Epitelium kompleks tersusun
atas beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang selalu membelah diri untuk
mengganti sel-sel permukaan yang rusak disebut lapisan germinativa. Jenis-jenis
jaringan epitelium kompleks beserta letak dan fungsinya dijelaskan sebagai
berikut.
No
|
Jaringan
|
Letak
dan Fungsi
|
1.
|
Epitelium Pipih Berlapis
|
·
Kulit, epidermis, rongga
mulut, esofagus, laring, vagina, anus, & rongga hidung.
·
Proteksi dan penghasil mucus.
|
2.
|
Epitelium
Kubus Berlapis
|
·
Kelenjar keringat,
kelenjar minyak, ovarium, & buah zakar.
·
Proteksi dan penghasil
lendir atau mucus.
|
3.
|
Epitelium
Silindris Berlapis
|
·
Lapisan konjungtiva,
dinding dalam kelopak mata, laring, faring, & uretra.
·
Proteksi dan penghasil mucus,
gerakan zat melewati permukaan, dan saluran sekresi kelenjar ludah serta
kelenjar susu.
|
Gbr.
Jaringan Epitelium
2. Jaringan
Pengikat
Jaringan ikat
merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu
dengan jaringan yang lain.
Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :
a. Melekatkan
suatu jaringan ke jaringan lain.
b. Membungkus
organ.
c. Mengisi
rongga di antar organ.
d. Mengangkut zat
oksigen dan makanan ke jaringan lain.
e. Mengangkut sisa-sisa
metabolisme ke alat pengeluaran.
f. Menghasilkan
kekebalan.
Jaringan
ikat dapat dikelompokkan menjadi 4 jaringan, yaitu :
1.
Jaringan Ikat Biasa
Jaringan ikat
biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat
longgar.
·
Jaringan ikat
padat misalnya jaringan
pada tendon otot. Tendon otot adalah ujung berkas otot yang melekat pada
tulang.
·
Jaringan ikat longgar
merupakan jaringan pengisi ruangan di antara organ-organ.
2.
Jaringan Ikat Khusus
Jaringan ikat
khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi
dalam bentuk lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan
ikat khusus adalah
jaringan lemak yang ada di bawah kulit.
3.
Jaringan Ikat Penyokong
Jaringan ikat
penyokong terdiri dari jaringan
tulang rawan dan
jaringan tulang sejati. Jaringan
tulang sejati juga berfungsi untuk
menghasilkan sel darah
merah (eritrosit).
4.
Jaringan ikat penghubung
Jaringan ikat
penghubung terdiri atas darah dan limfa.
·
Jaringan darah terdiri atas plasma
darah dan butiran darah. Butiran darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keeping darah (trombosit). Jaringan
darah berfungsi mengangkut oksigen,
karbondioksida, sari makanan, zat-zat
sisa, dan hormon.
·
Jaringan limfa terdiri dari
cairan limfa yang beredar pada
pembuluh limfa. Cairan
limfa berfungsi untuk mengangkut
lemak.
3. Jaringan
Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang
fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena
jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena
molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
Jaringan
otot terdiri atas otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
a.
Jaringan
Otot Polos
-
Mempunyai
serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop
tampak polos atau tidak bergaris-garis.
-
Berkontraksi
secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom.
-
Bila
otot polos dirangsang, reaksinya lambat.
-
Terdapat
pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.
b.
Jaringan
Otot Lurik
-
Nama
lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule.
-
Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar.
-
Dinamakan
otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan
terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu
nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
-
Kontraksinya
berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak
dan di bawah pengaruh saraf sadar.
-
Fungsinya
untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
c.
Jaringan
Otot Jantung
- Hanya terdapat pada lapisan tengah dinding
jantung.
- Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun
begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang
lambat.
- Fungsinya untuk memompa darah ke luar jantung.
4. Jaringan
Saraf
Jaringan
saraf yang merupakan jenis ke-4 dari jaringan dasar terdapat hampir di seluruh
jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya,
jaringan saraf mampu menerima rangsang dari lingkungannya, mengubah rangsang
tersebut menjadi impuls, meneruskan impuls tersebut menuju pusat dan akhirnya
pusat akan memberikan jawaban atas rangsang tersebut. Rangkaian kegiatan
tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu
mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang.
Selain
berkemampuan utama dalam merambatkan impuls, sejenis sel saraf berkemampuan
bersekresi seperti halnya sel kelenjar endokrin. Sel saraf demikian dimasukkan
dalam kategori neroen-dokrin yang sekaligus menjadi penghubung antara sistem
saraf dan sistem endokrin. Jaringan
saraf hanya dimiliki hewan dan manusia.
Jaringan
saraf terdiri dari sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia). Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional sistem saraf, terdiri dari badan sel
saraf, processus sitoplasmatis dan selubung saraf. Processus sitoplasmatis sel
saraf terdiri dari dendrite dan neurit (akson). Dendrit bercabang-cabang dan
berfungsi menerima impuls dari neuron lain serta menghantarkannya ke badan sel.
Akson merupakan processus yang tunggal, tidak bercabang kecuali pada ujung
akhirnya, disebut telodendron. Akson berfungsi meneruskan impuls dari badan sel
saraf ke dendrit sel saraf lain atau ke efektor.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Jaringan adalah kumpulan sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi sama. Cabang ilmu Biologi yang memepelajari khusus
tentang jaringan disebut histology. Jaringan pada hewan dibedakan menjadi 4,
yaitu : Jaringan Epitelium, Jaringan Pengikat, Jaringan Otot, dan Jaringan
Saraf. Keempat jaringan tersebut mempunyai fungsi dan karakteristik tersendiri.
Jaringan epitel dibagi lagi menjadi jaringan yang berbentuk pipih, kubus, dan
silindris. Jaringan pengikat dibagi menjadi pengikat biasa, khusus, penyokong,
dan penghubung. Untuk jaringan otot dibagi menjadi otot polos, lurik, dan jantung.
Sementara jaringan saraf memiliki bagian-bagian tertentu seperti badan sel,
akson, dan lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Dinisa, Lestya. 2011. Jaringan Otot Pada Hewan
[online]
http://lestyadinisa.blogspot.com/2011/10/jaringan-otot-pada-hewan.html
[14 September 2012]
Fahn, A. 1974. Animal Anatomy. Pergamon Press. New
York.
Isharmanto. 2010. Catatan Jaringan Hewan [online].
http://biologigonz.blogspot.com/2010/10/tugas-jaringan-hewan.html
[13 September 2012]
J, Mallab dan Marieb E.N. 2001. Human Anatomy 3rd
Edition. San Fransisco: Benjamin Cummings.
Lim, Daniel. 1998. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta:Erlangga.
Mustahib.2010.
Jaringan Hewan [online].
http://biologi.blogsome.com/2010/10/01/jaringan-hewan-materi
[13 September 2012]
Storer, T. I. 1957. General Zoology. Hill Book
Company. New York.
Wikipedia. 2010. Jaringan Epitel [online].
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_epitel
[13 September 2012]
terima kasih kak atas informasinya , tugas sya jadi cepat selesai
BalasHapus